SURAT UNTUK SANG
PERTIWI
Burung biru bertebangan
dari rumah singgahnya menuju langit senja, penghuni hutan mulai bersiap untuk
tertidur lelap malam ini ditemani sang bintang dan di jaga oleh sang rembulan .Matahari
mulai munggundurkan diri dari pandangan suara merdu mulai memenuhi se-isi
telinggaku ,sangat terasa seperti ribuan hewan kecil yang terukir jelas di
wajahnya ,memeluk ranting demi demi menghangatkan tubuh munggilnya.
Oh malam . . .
Anggin yang
berhembus cukup kencang malam ini seperti tuhan akan menurunkan tetesan hujan
yang akan membasahi hutan yang akan memberikan kehidupan terhadap penghuninya
matahari mulai muncul menyinari ranting-ranting yang basah karna hujan semalam
menyinari embun-embun yang mulai jatuh dari dedaunan kicauan burung yang
terdengar seolah mengucapkan selamt pagi pada dunia, dan hewan-hewan yang
perlahan bangun untuk mencari sarapannya tuhan... betapa indahnya dunia yang
kau punya ini pohon-pohon yang kokoh dan kuat air jernih yang seperti berasal
dari surga dan tanah yang subur memberikan kami kehidupan sangat bodohlah kami,
yang tak bisa mensyukuri semua pemberianmu ini rasa menguasai lah yang membuat
kami seolah buta terhadap pada kehidupan lain kami merasa seperti tuan di bumi
yang tuhan ciptakan rasa haus akan kemakmuran ia yang membuat otak kami seakan
mati.
Kami adalah
perusak di tanah yang kami tumpangi merusak pohon-pohon yang kau rawat dari ia
hanya sebuah bibit ,merusak rumah-rumah penghuni lain semua demi kepentingan
kami saja, karna kami terlalu egois pada sang pertiwi . seolah sang pertiwi
menangis melihat tingkah kami ia seperti sedang berteriak meminta ampun pada
kami , bahkan kami bukan tuhan , bukan kami pula yang menciptakan sang pertiwi
.
Kami hanya
segerombolan perusak yang mencoba mengambil alih apa yang di sewakan oleh
tuhan,kami hanya pembuat onar yang selalu membuat sang pertiwi menjerit
tersiksa, kami hanya sekelompok manusia yang tidak berfikir otak kami pun tak berkerja dan hati kami pun
mati rasa .
Maaf kan kami
pertiwi karna mencabut paru-paru mu dan membuatmu hampir tak tersisa, maaf kan
kami telah merubuhkan rumah sang burung dan beruang besar .
Kaulah yang
membuat paru-paru kamu menjadi hijau, kau lah yang membuat kamu tak kehujanan
dengan kokohnya kayu jati yang kau tanam dari benih, kau lah yang membuat darah
kami mengalir se jernih ini yang kau rawat .
Kami merusaknya,
merusak alam yang kau rawat dari ia bayi sampai sebersar sekarang, kami
hanyalah segerombolan pembunuh yang mencoba menghabisi anak-anakmu.
Maafkan kami
sang pertiwi, jangan menangis pertiwi karna sebagian dari kami akan berjuang
agar kau tetap hidup agar kau bisa menghidupi kami ...
creat by: Dimaz
0 komentar :
Posting Komentar