Welcome

Welcome Myspace Comments
Diberdayakan oleh Blogger.
Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info>

Terindikasi Jual Beli Nilai, Ratusan Mahasiswa Universitas Gunadarma Terancam Gagal Wisuda

Terindikasi Jual Beli Nilai, Ratusan Mahasiswa Universitas Gunadarma Terancam Gagal Wisuda

RIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekitar 300 mahasiwa Universitas Gunadarma dari berbagai fakultas dan jurusan resah, karena terancam gagal mengikuti acara wisuda yang akan digelar, Minggu (19/10/2014) di Jakarta Convention Center (JCC).

Para mahasiswa ini mengaku bahwa nama mereka dinyatakan 'diblok' oleh pihak kampus serta dianggap tidak layak mengikuti wisuda, karena terkena skandal jual beli nilai.

Nia (23), salah satu mahasiswa Universitas Gunadarma dari Fakultas Teknologi Industri jurusan Teknik Informatika, menyatakan, ia dan ratusan rekan lainnya diberitahu pihak kampus bahwa mereka tidak layak mengikuti wisuda, pada 7 Oktober 2014 lalu, usai mereka mengikuti gladi resik wisuda di Kampus D, Universitas Gunadarma, di Gedung di Jalan Margonda, Depok.
"Ada ratusan mahasiswa yang dinyatakan enggak bisa wisuda. Beberapa teman saya ada yang pingsan, bahkan ada yang mau bunuh diri," kata Nia (nama samaran) kepada wartawan, Jumat (17/10/2014).

Ia menuturkan gladi resik wisuda dilakukan bergantian, mulai tanggal 7 Oktober sampai 11 Oktober. "Setiap hari saat gladi resik, kampus mengumumkan sejumlah mahasiswa yang kena skandal jual beli nilai, dan dianggap gak bisa ikut wisuda," katanya didampingi beberapa mahasiswa lain.

Karenanya kata dia setiap hari di saat gladi resik kegaduhan pasti terjadi di kampus. "Bahkan ada yang histeris segala. Soalnya mereka kan sudah bilang ke keluarga akan diwisuda Minggu 19 Oktober. Kalau ternyata gagal, wajar kalau jadi stres," katanya.

Nia menjelaskan dirinya sudah membayar uang wisuda sebesar Rp 1 Juta sejak jauh-jauh hari. "Kalau ternyata kami dinyatakan gak bisa wisuda sebaiknya jangan dimintai uang wisuda dong," kata Nia.
Menurutnya tudingan bahwa dirinya terlibat jual beli nilai, memang diakuinya. Namun, kata dia, hal itu juga melibatkan pihak kampus yakni pihak yang memasukkan nilai.

OTOBIOGRAFIKU . . .



OTOBIOGRAFI KU ..

Namaku Dimaz Rio Irawan yang sering di pangil Ryo atau Dimas, aku adalah anak terakhir atau yang sering di kenal anak  ( Bontot ) dari pasangan Sukarjono dan Wartini. Bapakku adalah seorang buruh bangunan dan Ibuku hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Aku lahir pada tanggal 30 september 1993 pada pukul 15:00 di pukesmas pondok kelapa dangan berat normal 3,1 kg dan panjang 55 cm. Aku juga mempunyai 2 orang Kakak dan Mba dengan selisih usia kelahiran ku hanya 4-5 tahun yang bernama Agus Riko Purwanto dan Agustin Ria Wulandari .

Masa kecilku aku lewati dengan sangat bahagia di umurku 4 tahun aku di masukan TK ass’yafiiyah oleh kedua orang tuaku di hari pertama aku masuk TK aku yang masih canggung atau malu dengan orang lain selalu merapat atau sering tidak mau  pisah dari orang tua ku setelah beberapa bulan aku sudah mulai bergaul dengan teman-teman TK ku di masa TK ini hal yang tidak bisa aku lupakan yaitu aku selalu saja menagis jika aku di nakalin ataupun di jahilin oleh teman-teman ku walaupun itu hanya bercanda setelah 2 tahun akupun lulus TK di usia 6 tahun .

Di masa usiaku yang 6 tahun itu aku masuk ke SDN ass’yafiiyah lagi di hari pertama aku masuk SDN aku masih di anter sekolah dan di jemput selesai sekolah di saat itu aku memiliki seorang sahabat yang sudah cukup dekat yang bernama muhammad fahri dan ahmad fauzan, setelah aku sudah mempunyai sahabat aku sudah mulai berang sendiri dan tidak di anterin ataupun di jemput karna aku sudah berangkat ataupun pulang sekolah bareng sahabatku itu, di sekolahku ini aku selalu naik kelas berikutnya tetapi pada kelas 4 mau naik kelas 5 aku tertimpah musibah yaitu sering sakit-sakitan dan jarang masuk sekolah jadi sekolahan atau pak guruku tidak naikan aku kelas bagi aku itu adalah hal yang sangat terpukul karna di usia ku itu aku belum tahu apa-apa tetapi orang tuaku selalu menyemangatiku untuk selalu bangkit  “ini bukanlah suatu kegagalan tetapi ini adalah sesuatu keberhasilan yang tertunda” aku selalu mengingat itu sampai saat ini. Setelah aku tidak naik kelas aku juga terpisah dengan kedua sahabatku dan mengikuti ade kelasku untuk lanjut ke kelas selanjutnya dan hingga aku lulus SD .

Setelah lulus SD aku melanjutkan ke bangku SMP di bangku SMP PGRI 1 TAM-SEL memang di sekolah yang ini sangat jauh sekali yaitu di tambun sedangkan rumahku sendiri  ada di bekasi barat, sebenarnya orang tuaku memasukan aku ke sekolahan itu aku dan keluarga ku ingin pindah rumah tetapi hingga saat ini aku masih di bekasi barat. Disini aku mempunyai banyak teman memang tetapi teman-temanku ini rumahnya jauh sekali dari rumahku sehingga akupun pulang berangkat hanya sendiri dan cukup lelah saat sudah di rumah. Disini saat SMP aku sudah kerayu oleh teman-teman rumahku yaitu cabut-cabutan   ( bolos ) karna aku di SMP selalu berfikir sekolahan yang terlalu jauh sekali hingga aku mengikutin UN di SMP sangat menegangkan yaitu perbandingannya tinggal kelas tetapi setalah pembacaan hasil UN nya aku sangat bahagia sekali karna aku di anggap LULUS di massa SMP .